Monday 26 February 2018

Menolak Diri Untuk Sendiri

Malam warnamu begitu  pekat.  Seperti seduhan kopi tanpa susu. Tidakkah kau ingin  datang terlambat?  Untuk menunda waktuku? Biarkan aku menikmati hari.

Ketika malam memaksa datang, dan pagi mulai menyingsing.  Ingin sekali aku memohon.

"Hay pagi.. Mengapa datang terlalu cepat?"

Aku masih ingin bersama  malam.  Terbuai mimpi tanpa henti.

HEY! 
Tetiba aku teringat hari itu tentang seorang teman yang menuliskan di twitter berupa deretan angka cantik 18022018. Dan entah kenapa sejak saat itu jadi teropsesi sama tanggalnya.

Sebenernya itu kode biar aku cepat  dilamar,  gitu.  Tapi ya keburu sadar.  Cem ceman gak ada. Pacar apalagi.  Terus siapa yang  mau ngelamar!  Gitu kan ya?  Iya. Haha. *Anjay jijay beut!

Aku tau itu, sehingga dengan kesadaran  tingkat  tinggi aku merencanakan beberapa hal untuk membuat kenangan sendiri pada tanggal  itu.  Rencananya adalah ngemall,  pulang, jalan atau bobo saja di kos. Pokoknya apa saja buat merayakan kebahagiaan untuk diriku sendiri. Akupun sempat menanyakan pendapat kepada seorang teman. Dia mengusulkan untuk ngemall saja sambil minum coklat.  Hmm..  Menurutku itu pilihan yang tidak buruk tapi sangat flat! Aku butuh tantangan! Tetapi tidak dengan mencintai suami orang yak! Karena itu sama seperti menyakiti hati perempuan lain, aku tak sanggup, sungguh! *Apaan WOY!

Selain memperhatikan kamu,  aku juga suka memperhatikan tanggalan.  Khususnya bulan yang ada tanggal merahnya,  selain hari ahad tentunya.

Daannn... Taukah kamu?  Hari jumat itu tanggal merah,  sabtu hitam,  ahad merah lagi.  Ada hari kejepit nasional! Hidupku dipenuhi kebimbangan.  Sekaligus mendadak soleha.  Berdoa yang khusyuk.  Berharap hari Sabtu sekalian diliburkan saja.

Kalo Sabtu libur,  aku pulang!  Tekatku.

Beruntungnya hari Kamis ada pengumuman libur hari Sabtu.  Bagaikan angin segar yang berhembus dari oase.  Liburan aku akan pulang!  Tiada hal yang lebih membahagiakan selain bertemu keluarga.  Mereka adalah penyemangat dalam hidupku. Ayeyee...!!

Saking semangatnya pulang kerja langsung persiapan balik.  Jadi malam Jum'at aku sudah tidur dirumah.  Rasanya sangat  menyenangkan setelah beberapa hari yang lalu mimpi dirumah dan saat itu bukan hanya sekedar mimpi.  Melepas rindu.  Bersama orang tua,  saudara dan para keponakanku yang lucu lucu. Aaahhhh....  Bahagianyaaa.....

Tak terasa hari ahad telah tiba.  Tanggal cantik untuk si cantik.  Temen SMAku ada yang nikah!

Beruntungnya bisa nikah yang bertepatan dengan deretan angka cantik 18022018. Aku mau.. Mauu... Hey kamu!  Lamar akyu dong..  Masih ada tanggal cantik  di tahun ini kok 03032018, 08082018 atau 11112018 banyak kok masih banyak.  Terserah!

Bukan masalah tanggalnya sih, berapapun tanggalnya kalo itu hari special akan jadi tanggal baik. Kita yang menentukan, bukan alam. Bukan! 

Karena lokasinya tidak jauh dari kos.  Akan kupastikan datang! Yahuu... Euis... Nantikan aku yah..

Meskipun aku bilang deket, tapi sebenernya akupun belum tau itu tepatnya lokasinya dimana. Untuk itu, aku membutuhkan Google Map. Iya, dia teman setiaku kemanapun dan kapanpun. Parahnya setelah mengetikan alamat yang ku tuju si Gugel ini malah gak ngerti gitu. Gak terbaca. Cedih hamba ya Allah..

Karena aku sedikit lebih pintar dari Gugle jadi ya.. Tanya tanya aja sama warga disekitar. Alhamdulillaahh... Pada tau tempatnya. Setelah pencarian yang panjaang... Sepanjang jalan kenangan. Akhirnya aku menemukan lokasinya! Tapi.. waktu mau parkir. Eeehh...! Baru sadar, ban motor bocor. Asli! Ngeselin! Pantesan perasaan tadi gak enak. Tapi aku kan gitu berusaha gak peduli sama perasaan. Eeeaaa.......!! 

Terpaksa cari tukang tambal ban. Ya Allah.. Panas panasan badan rasanya kek abis fitnes, mengucur cairan asin. Hueekk...!! Yang parah.. itu.. Ya Allah.. Bedakku ini luntur pasti. Huhuhuuu.... 

Perasaan tadi tanya mas masnya, bilang kalo tukang tambal ban itu gak jauh. Ternyata bohong! Jauuh... Ya Allah mas! Teganya kau bohong sama aku mas! Apa salahku mas......!! Apaa....?? 

Ketika nyampe tukang tambalan ban, hatiku rasanya riang gembira tak terkira. Kamu tak tau betapa gembiranya hatiku saat itu. Hampir saja berteriak sambil melompat lompat kegirangan. 

"Mbak, ini bannya udah putus. Gak bisa ditambal." Baru aja aku seneng seneng sekarang udah kek kesamber geledek. Huhuhuu..

"Ya udah ganti aja bannya, pak." Padahal juga kalo dirumah ban bocor langsung ganti ban. Cuman kalo merantau gini ya harus hemat. Pertengahan bulan lagi ye kan?! Duitnya mayan buat bayar kosan, makan, minum, parkir bla.. bla.. pokoke hemat. 

SABAR, IKHLAS YA ALLAH.....!!! IKHLAS....!!!

Sesampainya di parkiran, aku melihat orang orang hilir mudik pada cantik cantik dengan make up yang tebal dan tampaknya mahal. Beda sama aku banget ya Allah. Nyampe sana udah kumel and the kucel. Aku berjalan berlahan memasuki pelataran resepsi. Kehadiranku disambut oleh bu ibu bermake up membahana dengan bajunya yang tampak serasi. 

Setelah memasukkan amplop ke kotak "amal" seseorang menawariku sebuah souvenir berupa "centong nasi". Wow! sungguh bermanfaat sekali. Kemudian aku memilih yang berwarna pink!

Aku berjalan menyusuri jalanan yang dipenuhi para undangan. Kemudian aku mencari cari sepasang pengantin yang sedang berbahagia. Tetiba... Oohh... Apakah ini beneran Euis temen SMAku atau ini lagi salah masuk ke resepsi orang! Sumpah mendadak aku ragu melangkahkan kaki rasanya begitu kaku, keram dan mau pingsan aja. 

Untungnya Euis si pengantin perempuan itu segera menyapaku. Hey! Dia masih mengenaliku meskipun 7 tahun kami tidak pernah bertemu. Tentu saja, perubahan fisikku tidak banyak. Tetapi aku?? Hampir tidak bisa mengenalinya. Tidak seperti dia, yang semakin cantik karena pada saat itu dia sedang menjadi "Ratu Sehari" dan kamu tau? Aku hanya mengingat senyumnya yang khas dengan gingsulnya yang manis. Tetapi dia saat ini sudah memakai behel. 

Sebenarnya kala itu aku ingin bercakap lebih banyak dengannya setelah sekian lama tidak bertemu. Tapi, bagaimana dia pasti sedang sibuk menyalami para tamu yang datang silih berganti. 

"Kamu kesini sendiri??" 
"Iya, sendiri. Abis bingung mau ajakin siapa. Tadi siapa aja teman kita yang sudah kesini?"
"Yaya." Jawabnya.

Setelah kami bercakap cakap sebentar mengenai pekerjaan, adekku, dan lain sebagainya. kemudian aku mengajaknya berfoto. 


Selamat menempuh hidup baru ya Euis, semoga jadi istri yang soleha, ibu yang baik, serta Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, Aamin ya Robb.

Hari itu cukup terik, kerongkonganku rasanya sudah kering sedari tadi. Aku mengambil minuman syirup untuk membasahinya. Ku tengok kanan dan kiri untuk mencari kursi yang kosong. 

"Maaf pak, permisi. Ini ada orangnya gak?"
"Gak ada."

Akupun merebahkan tubuhku dengan nyaman. Setelah aku mendengarkan percakapan orang orang yang mengelilingi meja dengan kursi yang kududuki ini ternyata adalah orang tua mempelai lelaki. Yha Allah... Inginku membuka pembicaraan tapi suaraku rasanya tercekat dikerongkongan saja. Aah.. biarkan saja, lagipula bapaknya juga lagi sibuk ngobrol dengan para tamu lainnya.

Beberapa menit kemudian aku meninggalkan kursiku yang nyaman untuk mengambil makanan. Aku mau bakso, pikirku. Aku kembali bingung mau duduk di kursi mana? Sama siapa? Aku kesini sendiri. Makan sendiri, ngobrol sendiri (dalam hati), ya Allah. Gini amat yak datang ke kondangan sendirian. Semua orang ke kondangan itu rombongan. Setidaknya berdua, gak kayak aku. Sendiri, alone, dewean, jomlo. 

Baru perdana sih, kondangan sendirian. Biasanya sama temen seangkatan atau sama keluargalah minimal, ini aku sendiri! Bener bener dah gak rekomended banget ke kondangan sendirian itu. Kamu bakalan kayak orang ilang, kesepian ditengah keramaian, dan berjuta rasa lainnya tentang kengenesan. Kalo kamu suka petualangan. Coba saja! Kamu akan merasakan hal yang aku rasakan kala itu. Tapi... Aku gak bakalan mau kek gitu lagi. Mending gak usah berangkat sekalian daripada sendiri!! Sejak itu aku memutuskan untuk MENOLAK DIRI UNTUK SENDIRI datang kekondangan tanpa teman sungguh memilukan.

Abisnya juga bingung mau ngajakin temen seangkatan. Mereka udah pada nikah, punya anak. Pasti ujung ujungnya bakalan ngobrol sama keluarganya sendiri sendiri, sama anaknya, sama bapaknya anaknya, sama suaminya, sama hasil kerjasama dia dan suaminya. Aku tetaplah bagaikan seorang diri. BHY!

Jadi intinya...
1. Pulanglah selagi ada waktu.
2. Tidak perlu menunggu tanggal cantik untuk melakukan sesuatu.
3. Datanglah ke kondangan bersama teman. Jangan sendirian, JANGAN!

Udah gitu aja dulu, makasih udah mampir. Meluangkan waktu untukku. 
  

10 comments:

  1. Kamu emg pemberani, coba saja kyk gtu di nikahan mantan... pasti kamu gak akan pernah alami karena ga punya mantan.

    ReplyDelete
  2. Kamu emang pemberani, coba aja kyk gitu ke nikahan mantan... Pasti kamu gak akan pernah ngalamin karna gak punya mantan. 😬

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu ini mau memuji atau menghina? Ya Allah.. 😑

      Delete
  3. Kenapa g ngajak Abang aja
    Lumayan kan makan gratis ditempat kondangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayok bang datang! 😑

      Nyari makan gratis! Gratis apanya orang bayar pake angpau kalo gak kado. 😅

      Delete
  4. Ternyata kondangan sendirian itu mengerikan.
    Terima kasih udah nyobain Rum.

    ReplyDelete
  5. Gak semengerikan amat kuk datang ke kondangan seorang diri. Nyatanya tuh di foto senyumnya arum tidak kalah manis ama calon mempelai wanita. Nampak jelas ada semangat pantang menyerah melawan beragam situasi. Gak banyak yang bisa seperti arum dalam kondisi seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh bang, pujiannya kurang maksimal!😁

      Delete
  6. Saya sengaja kayak jones. Biar kamu bisa ketawa, may! 😊

    ReplyDelete

Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar dengan kata-kata yang baik ^_^