Eeh Kampre*....!! Kenapa judulnya begini amat yak? Amat aja gak begini beginian.. Lah. Ya enggak sih biar penasaran aja. Hahaha...
Yuhuuuuy.................!! aku nanjak lagi men. Gak pernah nyangka sih sebenernya. Antara seneng, sedih, dan bahagia kayak gimanaaa gitu. Campur aduk jadi satu pokoknya. Dipikir es campur**
Kisah ini berawal dari hari sabtu, 30 Mei 2015. Hari itu harus meninggalkan apartement kosan tercinta dan menginap di asrama benuo taka. Disitu rasanya hampir gak bisa tidur, bayangin aja bantal dan kasurnya bugil dan warnanya gak keru-keruan. Bayangkan dong.. Bayangkan... kasur bugil kayak mana...?! pokoknya edew banget deh! ya maklum sih kamar laki. Mau minjemin kamarnya aja udah syukur. Dia mah laki tidur dimana aja terserah.
Pagi sekali aku beranjak mandi karena beberapa hari kedepan gak bakalan bisa mandi. Aku berusaha menikmati setiap guyuran air yang mengaliri tubuh ini. Sabunan aja ku nikmati betul. Buat stok wangi beberapa hari ke depan. Sikat gigipun begitu, dinikmati setiap busa dan gosokannya, tujuannya sama. Buat beberapa hari, heleh!!
Setelah segalanya telah siap, kami berenang. eh, berenam aku, Adi, Stella, Arip, Ahmad dan Qoyyim berangkat. Sebelum melanjutkan perjalanan kami mampir disebuah tempat makan, mengumpulkan energi untuk mendaki. ciaaaa....!!
Perjalanan menuju Lumajang selurus huruf hijayah, keriting. Penuh liku dan tanjakan. Walaupun jalannya tanjak menanjak aku tetep gengsi mau pegangan orang, bukan mahram sih. Sebenarnya juga bukan cuma masalah mahram gak mahram tapi lebih tepatnya gengsi dan malu, makanya cuma pegangan tas! Fyuh...
Sudah jalannya tanjakan kok ada macet macetan? sebenernya heran tapi cuma diam dan melihat. Banyak para rombongan turun dari kendaraannya. Para ibu jalan kaki sambil ngedumel pake bahasa jawa gak tau apa yang didumelin. Tak lama rasa penasaranpun terjawab. Ada Jip oleng ke parit. Alah, dasar manja. Orang paritnya juga gitu doang sampe bikin macet banyak kendaraan. Gak tau apa kalo kita tadi lagi asik asiknya nanjak?? Ganggu banget. Astaghfirullah musibah ini.. Gak boleh gitu. Astaghfirullah...
Sesampai di danau Ranu Pani, rasanya sedikit legaa. Danau
Ranu Pani biasanya dibuat kemah para pendaki yang berasal dari jauh. Ranu Pani
saat liburan berubah menjadi danau lautan motor. Para motor berjejer layaknya
semut berbaris.
Terlihat sepasang kekasih sedang memarkirkan motornya.
Kemudian salah seorang dari kami berkepo ria dengan mereka dan dengan tampang
yang sok akrab akhirnya kita menambahkan 2 orang masuk kedalam kelompok.
Segeralah kita mendaftarkan sebagai pendaki. Entah karena
bertepatan hari libur atau apa biaya pendaftaran pendakian menjadi 80k/IDR,
bujur buneng! Usai mendaftar kami mengikuti briefing. Bener gak ni tulisan?! Katanya Cuma 30 menit
nyatanya 40an menit. Ugh, ngabisin waktu aja. Soalnya aku gak suka banyak bosa basi. Tapi lumayanlah buat pengetahuan sebelum mendaki.
Pendakian pun dimulai. Ini bukan daki bolot loh ya? Tapi
daki naik gunung. Tanjakan pertama itu sangat panjang, berat dan melelahkan.
Tasku sih kecil aja. Tapi aku membawa 3 botol minuman dengan kapasitas 1.500
ml. uuuh.. rasanya kayak ditarik dari belakang. Medannya berliku, menanjak,
menurun, tapi lebih banyak menanjaknya kalo berangkat atau Bahasa gaulnya sih
OTW danau ranukumbolo.
Ditengah pendakian yang melelelahkan badan akan terasa panas
dan berkeringat. Kemudian aku memutuskan untuk melepas kaos kaki. “mba Arum,
kamu kepanasan gak?” kata Qoyyim. “Iya, rasanya mau lepas baju sekalian dan
jalan didepan biar kalian semangat!” jawabku asal. “Aku jalan mundur!” jawab
salah seorang entah siapa. Glek! Belum pernah ditolak mentah-mentah begini. Aku tidak menyangka penawaran dengan maksud baik ini disambut dengan KEDJAM!
Perjalanan masih jauh, sementara kakiku udah lecet akibat
gak pake kaos kaki. Periih!! Tapi sakitnya ku tahan-tahan. Cuma berharap lekas
sampai itu aja. Tapi harapan itu seperti terbang, karena aku seperti kehabisan
tenaga. Mungkin karena tadi pagi Cuma makan sedikit. Tanganku gemetar. Sepanjang jalan aku terus menyebut nama Allah. Kalo jalannya menanjak “Allahu
Akbar, turunan Subhanallah dan mendatar Alhamdulillah” begitu seterusnya. Matahari mulai terbenam. Dingin semakin menggigit. Sementara
danau belum juga Nampak tanda tandanya. Hati ini resah ya Rabb. Hanya pada-Mu
kami berharap, memasrahkan keadaan. Cukup lama aku menanti dan tiba-tiba.. Uwaaaaw…….!!
Disebrang sana ada lampu yang gemerlap seperti bintang. Itu adalah cahaya lampu
dari tenda pengunjung. Langkah kakiku menjadi lebih ringan, penuh semangat.
Ranu Kumbolo lautan tenda, aku telah tiba!
Selamat pagii Ranukumbolo…….!! Teriakku dalam hati. Pepagii
sekali aku sikat gigi dan mengambil air di danau untuk memasak. Setelah berjalan
cukup jauh, namun aku tak melihat danau juga. Oalaa.. danaunya berasap. Seperti
air panas. Pantesan gak keliatan. Uuuh.. dingin sekali airnyaa. Sesegera
mungkin menyelesaikan kegiatanku dan kembali tidur di tenda. Waktu udah pada bangun baru kita bikin sarapan sekedarnya. Ya masak ala ala pendaki gitu deh. Yang penting cukup buat mengganjal perut.
Perjalanan selanjutnya yaitu kali mati. Kenapa disebut
kali mati? Karena kali atau sungainya kering gak ada airnya. Perjalanan menuju kali mati melewati bukit
cinta. Akhirnya bisa menanjak di bukit ini. Kalian tau gak mitos bukit ini??
Pasti tau dong kalo udah pernah nonton film 5 cm? iya, konon katanya jika
menanjaki bukit ini sambil menyebut nama sang inceran atau orang yang di suka tanpa menoleh kebelakang.
Inceranmu bakalan kamu dapetin. Seru kan?? Yah iseng-iseng seneng, aku pengen
ngebuktiin mitos ini. Aku sebut terus namanya. Sebenarnya kandidatnya ada 5, buat cadangan. Tapi takut terkabul semua jadi yang ku sebut cuma satu. Yang lain?? Bercanda. Sok-soan. satu aja belum tentu mau.
Ternyata bukitnya tinggii dan
menanjak. Siapapun yang mendaki pasti bakalan ngos-ngosan. Sebenernya pengen
lihat kebelakang bukan karena pengen ngecengin lelaki ganteng yang ada
dibelakang tapi, untuk melihat seberapa jauh jalan yang telah terlewati. Alasan macam apa ini :v
Rasanya legaa banget nyampe atas. Kebayang-bayang kira kira
mitosnya beneran gak ya?? Kalo beneran syukur kalo gak ya syukurin. Percaya kok
sama mitos, percaya tuh sama Tuhan.
Setelah melewati bukit cinta terlihat
hamparan yang begitu luas. Tumbuhan apakah itu?? Entahlah, yang jelas bukan
lavender. Siapa yang bilang itu lavender?? Kayak gak pernah beli obat nyamuk
aja. Sayangnya waktu aku kesana warnanya coklat pagimane gitu. Jadi susah mau
identifikasi, heleh.
Setelah bukit cinta
Jalannya rata banget. Jadi gak capek kalo lewat sini. Tapi
setelah hamparan luas kita melewati 2 gunung, baru nyampe yang namanya
kali mati. Ini ngomongin gunung beneran loh bukan gunung yang lain. Gunung yang
aku omongin ini satunya tinggiii dan menanjak yang satunya lagi biasa aja.
Sebelum kalimati
Setelah nyampe kali mati kita membuat tenda, makan, dan
tiduur. Karena jam 11.00 pm berencana untuk mendaki ke maha meru. Ternyata
udara dimari lebih dingin dari Ranukumbolo. Pake baju double, kaos kaki sama SB
(Sleeping Bag) aja masih terasa dinginnya gilak.
Waktu yang ditunggupun tiba. Yuppy! Ke puncaak…!! Sebelum
berangkat kita mempersiapkan segala sesuatunya yang sekiranya dibutuhkan
diperjalanan senter, air minum, gula merah, madu, kamera etc.
Awalnya sih jalannya biasa aja, tapi kelamaan jalannya
sangat menanjak. Pasir dan batu pula, kalo gak hati hati entar kepeleset. Sangat
melelahkan, semakin keatas rasanya semakin sesak, tapi demi selfie di mahameru
aku tahan semua keluh kesahku. Semua akan baik-baik saja aku akan kembali
dengan selamat dan ganti PP yang keren!! Hoek semangat model apa ini..
Tetiba si Qoyyim sakit. Mungkin masuk angin. Aku menawarkan
untuk tetap lanjut atau turun sebelum perjalanan kami belum terlalu jauh.
Awalnya dia memaksa untuk melanjutkan perjalanan agar bisa selfie diatas awan,
tetapi keadaanya semakin tidak memungkinkan. Sehingga dengan terpaksa aku dan
kak Arip mengantarnya turun. Sementara Adi, Stella dan kak Ahmad tetap
melanjutkan perjuangan menuju puncak mahameru tak lupa kami yang turun berpesan
agar memfoto semua tulisan salam untuk teman-teman dan para gebetan. Eeh!
Ku nanti di kali mati!
Selamat ya, yang bisa ganti PP di semeru :’(
Setiba di tenda aku mencuci perkakas yang kotor dan membuang
sisa-sisa makanan di rumput. Kemudian melanjutkan tidur yang sempat tertunda. Didalam
tidur aku bermimpi buruk sekali. Mungkin ini peringatan karena kita membuat
tenda di bawah pohon yang diikat kain putih dan membuang sampah makanan
sembarangan. Konon katanya pohon yang diikat dengan kain putih adalah rumah
jin. Rasanya takuut banget! Saking takutnya bangun tidur langsungku pungut sisa-sisa
makanan yang ku buang dirumput terus ku buatin lobang dan dipendam. Biar aku cepat move on dari mimpi buruk itu.
Setelah mimpi buruk itu, kesialanku berlanjut. Masa masak nasi udah lama banget tapi gak mateng mateng?! Aku jadi merasa gagal jadi perempuan. Begini nih kalo kebiasaan masak pake rice cooker jadi gak ngerti masak nasi di kompor. Rasanya sebel, sedih dan mo nangis.
Yaudah sih aku dan Qoyyim mengambil air di
sumber mani (orang-orang nyebutnya gitu). Ternyata sumber airnya itu jauuh! Gak nyampe-nyampe.
Jalannya turun dan berliku kebayang pulangnya
nih yang tekeneng-keneng bawa air plus mendaki-daki. BTW kenapa ya dinamain sumber
mani?? Waktu ketemu sumbernya terjawab sudah. Mungkin karena sumber airnya
kecil banget. Apa iya aslinya begini?? #Eeh! Ya untung bukan sumber asi. Kagak
kebayang pagimane ngambilnya.
Jauh-jauh cuci tangan pake sumber mani :v
Pemandangannya bagus banget! Sayangnya gak bawa kamera,
hikz. Sesampainya di tenda kita masakin temen yang baru pulang dari gunung.
Wajahnya berbinar, namun terlihat sangat lelah. Mereka membawa segudang cerita,
diantaranya ada ibu hamil yang ngidamnya ke puncak semeru!
Suangaar.
Qoyyim, Arum, Adi, kak Arip, Stella, dan kak Ahmad
Meskipun perjalanan hanya sampai di kali mati dan harus kembali tapi aku udah seneng diberi kesempatan untuk kemari. setidaknya sudah pernah mendaki di semeru meskipun gak sampe atas.
Hmm… sebenernya masih banyak sih yang mau diceritain tapi..
yaudah dilanjut lain kali aja ya.. BTW makasih loh buat Kak Ahmad, Stella, Kak
Arip, Adi dan Qoyyim. Tiga hari kemarin hidup ku jadi penuh warna. Ini petualanganku,
kamu??
Wuihhh traveling ke Semeru. Kapan2 ke sana juga gue.
ReplyDeleteIya, kesana aja. Dipersiapkan bekal yang cukup biar sampe ke puncak
ReplyDeleteWiih, suka travelling ya mba :)
ReplyDeleteIya :-)
ReplyDeleteHmm.... gue mah apa, cuma anak kos doang yang kalau maghrib belum pulang bakalan dicariin :((
ReplyDeleteLah masa ada Kosan yang begitu? Perhatian banget sama anak.orang bapak kamu? Bersyukurlah... :-)
Deleteceritanya seru juga ya?? ga nyangka bisa baca artikelnya sampai habis dan sambil bayangin suasana di sana..
ReplyDeletesudah lama banget pengen berkunjung kesana tapi sama siapa ya?? ga ada rombongan yang suka daki gunung disini, hik, hik, hik
Cari dong komunitas pendaki.. dari mana aja jangan dari daerah aja kan bisa janjian dulu kumpul di mana gitu :-)
Deletekalau mau selfi di atas saya ayoo saya gndong deh mba :D
ReplyDeleteWah ternyata mba arum berdoa juga di bukit cinta, heu
Gak deh, Ga da pemandangan yang menarik :p
DeleteIya dong, penasaran beneran gak mitos itu.. Hahaha
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ranukumbolo...aku mah taunya dr novel 5 cm doang rum...huhuu
ReplyDeleteindah sekali yaaa
Bagus kak Nita, baguus banget...!!
DeleteKalo kesana bareng suami seru kak.. hehehe
Wuiihhh gaya juga ya dik, udah hiking ke semeru, mantap tuh ya, semantap paha girl band, hahahaha, hehehe eh paha girlband bukan mantap kali ya tapi bener itu tuh MULUS,,, hahahahahahahahahaha :) Pengalaman yang seru kan ya dik? :)
ReplyDeleteApalagi yang di bukit cinta? witwiw... jangan noleh jangan noleh... :)
DeleteYa lumayan lah kak Diar buat pengalaman.. hehehe
DeleteKalo paha aja inget?! :p
Iya kak kalo noleh gak dikabulkan permintaannya.. hehehe