Dia bahagia, aku dipenjara......!!
Ku kira aku tak pernah mersakan jatuh
cinta. Ya maklumlah aku terkenal sebagai lelaki yang sangat cuek pada diri
sendiri maupun orang lain. Penampilanku pun terlihat seadanya atau bahkan jauh
dari kata keren. Tapi jangan salah, prestasiku baik dan bahkan terkenal sangat
baik. Itu sebabnya keluargaku bangga padaku. Tidak hanya itu para perempuanpun
terpesona akan kecerdasan yang ku miliki meskipun aku hobby kentut sembarangan.
Mereka tidak pernah membenciku. Atau mungkin mereka malah menyimpan kentutku
dalam botol sebagai koleksi pribadi, entahlah.
Sore itu aku iseng tiba-tiba pengen
beli gado-gado mpok Siti belakang komplek perumahan kami. Dalam perjalanan tak
sengaja aku melihat sesosok manusia berlumpuran darah terkulai di atas
rerumputan taman. Astagaaa……...!! dia seorang perempuan. Segera saja aku
memberikan nafas buatan. Oh bukan. Aku menelfon ambulance dan membawanya
kerumah sakit. Aku tak bisa membayangkan apapun selain gado-gado mpok Siti yang
belum sempat kubeli.
Gadis berambut cepak pirang, berkulit
kuning langsat dan bertubuh jangkung itu Jam (baca : Jem) namanya. Sebuah nama
yang terkesan keras dan macho. Entah apa yang terjadi semakin hari aku semakin
akrab dengannya. Bahkan aku rela bolos sekolah hanya untuk merawatnya di rumah
sakit. Sungguh aneh!
Seminggu kemudian akhirnya Jam boleh
pulang dari rumah sakit. Tapi Jam bersikeras tidak mau pulang kerumahnya.
Setelah perdebatan sengit akhirnya aku tak mampu menolak Jam menginap di rumah.
Lagipula keluargaku tak akan tau kalau sebenarnya dia seorang perempuan.
Ternyata Jam anak beroken home. Itulah mengapa dia tidak
betah dirumah. Orang tuanya tidak pernah peduli dengannya. Mereka terlalu sibuk
dengan pekerjaan. Sungguh malang nasipnya.
Tanpa ku sadari ternyata aku menyukai
Jam. Ketika aku mengutarakan isi hatiku
kepadanya, dia bilang “aku tidak ingin pacaran”. Saat itu aku percaya apapun
kata-katanya. Hingga aku mengetahui dia sering menemui lelaki yang sama sekali
tidak ku kenal sebelumnya. Aku marah.
Aku kecewa.
Setelah lulus SMA aku bertekat untuk
pergi jauh. Jauh dari Jam. Agar aku bisa melupakannya. 3 bulan sudah aku jauh. Ternyata
tak dapat sedikitpun melupakan tentangnya. Akhirnya kuputuskan mengirim pesan
lewat facebook kepadanya. Semalaman disela-sela mengerjakan tugas yang kian menumpuk
kusempatkan berfikir memberikan kata-kata terbaik untuknya.
Jam…
Tahukah kamu hal apa yang paling ku
benci?!
Aku benci ketika aku mencintaimu..
Aku benci ketika aku memikirkanmu..
Kenapa??
Karena saat aku mencintaimu saat itu
aku kehilangan cinta untuk diriku sendiri..
Ketika aku memikirkanmu..
Tanpa sadar aku tak peduli akan
diriku sendiri..
Jam, Aku kira..
Dengan aku jauh darimu..
Aku akan dengan mudah bisa
melupakanmu..
Ternyata..
Aku salah Jam...
Semakin aku jauh darimu..
Semakin aku Merindukanmu...
Ku kira…
Aku tanpamu,
Semua akan baik-baik saja..
Ternyata rasanya sesakit ini…
Jam…
Maukah kau menjadi kekasihku….?!
Waktu terus berlalu tapi Jam belum
juga membalas pesanku. Padahal dia tahu facebook adalah satu-satunya penghubung komunikasi bagi
kita berdua. Seumur-umur aku tak pernah ditolak ataupun diacuhkan oleh
perempuan. Dia membuatku semakin penasaran!
Akhirnya liburan telah tiba. Mau tak
mau aku pulang ke rumah dan menyiapkan diri bertemu Jam. Aku berlatih untuk
tidak lemah, agar tidak mempermalukan diriku sendiri dihadapannya.
Malam ini adalah malam minggu.
Tiba-tiba aku ingin sekali pergi ke taman tempat aku menemukan Jam pertama
kali. Dari kejauhan ku lihat nampak sepasang kekasih sedang duduk di kursi
taman. Rasanya aku sangat tak asing dengan perempuan itu. Berlahan aku
mendekati mereka. Benar saja ternyata perempuan itu Jam!
“Jam. Sapaku tak percaya.”
“Hay Tom. Oh ya ini pacarku namanya
Joni.”
“Hay Jon, boleh kah aku meminjam
pacarmu sebentar saja. Kami sudah lama tak jumpa. Kataku memberi alasan.
Setelah Joni memberiku izin. Kamipun
menjauh dari taman. Aku segera menanyakan jawaban pesanku dari facebook
untuknya.
“Bahagia bersamaku atau mati bersama
cintaku.”
“Maaf Tom, aku tidak bisa menerimamu…
Ssrraak……!!
Sebelum dia menolakku, pisauku sudah
lebih dulu merobek perutnya.
“Toom……..!! teriaknya. Kenapa kau
tega lakukan ini padaku?! Isaknya sambal menahan sakit. Aku tidak bisa menerimamu
karena aku sudah terlanjur menganggapmu sebagai kakakku Tom. Jelasnya sambal
tersenggal-senggal.
Aku pergi menahan sakit dihati. Aku tak
bisa melihatnya bahagia bersama orang
lain sungguh! Rasa dendam, benci, marah menggumpal menjadi satu akhirnya telah
lenyap. Karena rasa itu kini sudah berubah menjadi sesal yang dalam dan tak
bertepi. Entah mengapa aku bisa membunuh Jam dengan pisauku. Pisau yang
seharusnya hanya kugunakan untuk melindungi diriku dan orang-orang lemah yang
membutuhkan pertolongan dari manusia jahat.
"Tidak semua luka harus dibalas dengan kematian"
Jam meninggal saat diperjalanan
menuju rumah sakit dan ternyata lelaki itu punya pacar lagi. Dia bahagia, aku
dipenjara.
TAMAT
Sumber Gambar
No comments:
Post a Comment
Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar dengan kata-kata yang baik ^_^