Lento Mengong

Aku punya  temen, Wahyuningsih namanya. Dia blasteran, dari Solo dan Malang.  Tapi  karena dia tinggal  di Malang bahasanya kasar dan suaranya keras, kayak pake speaker. Bagi orang luar daerah yang belum  mengenalnya pasti empet kalo ngobrol sama dia. Rasanya kayak marah mulu. Akupun dulu  juga gitu, lama lama biasa. 

Karena si Ningsih  ini sering  berbicara kurang  ajar. Akupun tanpa sungkan bersikap sama sepertinya.  Tidak pernah menyembunyikan kejujuran darinya. Meskipun kejujuran itu kadang  terasa  menyakitkan tapi  itu lebih  baik daripada pujian  yang manis tapi hanya dusta belaka. Berharap dengan kejujuran yang pahit dapat membuahkan hasil yang manis, yaitu  perubahan.  Berubah menjadi yang lebih baik. 

Meskipun  berwatakan keras dan terlihat tomboy.  Dia memiliki  hati yang lembut. Saat ada perpisahan, dia akan  menjadi  orang  pertama yang menangis. Seperti terakhir kali aku bertemu dengannya.  Dia  memelukku dan menangis.  Aku yang  terbiasa bertemu dan berpisah jadi ikut terharu dan berkaca kaca.

Oh iya, sebenernya dia malu kalo dipanggil Ningsih.    Maunya dipanggil Lensi atau Nin, lebih  singkat. Kami adalah teman yang saling pengertian dan saling memanfaatkan. Oleh karena itu, terciptalah hubungan  yang  saling  membutuhkan serta saling  melengkapi. Yah meskipun  hubungan kita sempat ditimpa musibah, seperti  beberapa  kali lelaki yang ditaksir  Lensi malah khilaf  naksir aku atau karena  tugas yang melimpah dan tiada akhir. Nda tau diri memang yang ditaksir Lensi. Udah dibaikin malah naksir orang lain. Tapi alhamdulilah, kami bisa  melewati semua dengan  baik. 

********************

Wahyuningsih 

Lensi adalah seorang mahasiswi yang doyan makan. Meskipun sangat mengidamkan jadi kurus tapi kalo  ke kampus  Lensi senang sekali membawa makanan dari rumah. Suatu  ketika entah kenapa dia sering sekali membawa lento ke kampus. Kemudian aku memanggilnya "hey lento!" Pertama  kali aku memanggil dia gak sadar sampai aku mendekat dan menatapnya baru dia sadar.

Tak terima dengan panggilanku kepadanya dia mengeluarkan kata mutiara "huu dasar lento!"

Akhirnya aku kena imbas laknat  itu, "kenapa jadi aku yang dipanggil lento?? Dasar mengong!" Ini mah namanya  tuan makan senjata! Eh. Dasar mengong! Kenapa juga manggil dia lento?!

Lento  Mengong di omah kayu, Batu
(Ini dulu lagi jamannya  pake c360, Lensi yang maksa. Padahal sebenarnya aku gak seneng. Soalnya hidungku jadi samar samar, cuman bolongannya aja yang keliatan)

Lensi sampai sekarang  sering panggil  aku lento dan sebagai  balasannya, aku akan dengan  senang hati memanggilnya mengong. Sebenernya  mengong itu apaan ya?? Aku juga gak ngerti.  Aku tau kata mengong itu dari Lensi. 

Sekedar informasi, lento adalah camilan dari Jawa yang terbuat  dari kacang kacangan. Bukan kacangin, itu  gak enak. Apalagi  kacung-an, itu menyakitkan.

BTW ini Lensi sendiri yang mau di ceritain di blog. Narsis banget ya dia itu?! Hahahaa

Jadi, apa panggilanmu untuk teman dekatmu?? Atau panggilanmu dari temenmu?!